Kumbang99 Blog

Just another WordPress.com weblog

Lembu Emas ada di Mesir Januari 25, 2010

Filed under: Kumbang Purba — kumbang99 @ 8:33 pm

Golden Calf yang memiliki arti lembu emas menjadi salah satu sejarah yang dimiliki oleh 3 agama samawi yang bersaudara, mulai dari kakak tertuanya yang bernama Yahudi, adiknya bernama Nasrani dan yang paling muda, Islam. Golden calf sendiri terjadi pada masa nabi Musa, ada perbedaan pendapat antara islam dan kristen dalam memandang sejarah lembu emas ini. Menurut sumber dalam al-qur’an, golden calf dibuat oleh umat nabi musa yang bernama musa samiri saat nabi musa khalwat bersama Tuhannya di gunung sinai, sedangkan dalam versi injil, pembuat  golden calf adalah Harun yang nota bene saudara sekaligus sahabat nabi musa.

Namun disini aku tidak akan membahas tentang sejarah golden calf, aku hanya ingin berbagi kisahku saat berwisata melihat keagungan sejarah Mesir yang hingga kini masih terjaga kelestariannya. Golden calf terletak di wilayah sinai, satu jalur dengan gunung sinai. Di daerah ini tidak hanya ada golden calf tapi juga ada makam dua nabi yang disebutkan dalam al-qur’an yakni nabi harun dan nabi shaleh.

Aku dan rombongan dari kawan-kawan jawa timur tiba di golden calf setelah ashar menjelang magrib, saat paling indah menikmati terbenamnya matahari. Sungguh takjub ku rasakan ketika turun dari bus dan melihat hamparan pegunungan tanpa ada tumbuhan pohon sedikitpun. Sejauh mata memandang yang ada hanya batu, batu dan batu. Sebuah pemandangan yang berbeda 100 % dengan gunung-gunung yang ada di Indonesia yang serba hijau, walaupun ada yang mulai gundul (untuk tidak mengatakan banyak).

Pada awalnya aku tidak percaya kalau yang aku lihat adalah salah satu saksi sejarah antara Musa, harun, bani israel dan musa samiry. Bayangkan, sudah berapa abad mereka hidup hingga hari ini, sementara sisanya masih sangat terlihat indah dan menakjubkan. Aku agak mendekat ke golden calf dan mengamati dengan cermat, benarkah ini golden calf seperti yang tertulis di batu sisi jalan. Memang, setelah diamati dengan teliti, pegunungan batu itu membentuk sebuah lembu yang memiliki badan, kepala dan ekor yang sangat jelas. Woww..aku semakin takjub dan mencoba melihat dari arah dekat. Awalnya takut karena letak batu itu agak ke atas dan harus memanjat gunung yang lumayan curam.

Teman-teman memaksaku untuk tetap naik, mumpung di sini. Dengan agak hati-hati aku memanjat dan ternyata bebatuan yang ada di gunung ini tidak licin. Ia kasar sehingga seakan menggigit sepatuku untuk tidak lepas dan terpeleset. Sampai diatas tepat dibawah batu golden calf, kami mengabadikan fotonya.

Akhirnya semua dari kami mulai memanjat satu persatu untuk melihat dari jarak dekat golden calf ini. Namun, matahari semakin terbenam, banyak dari kami yang tidak bisa mengambil gambar secara maksimal, maklumlah, rata-rata kamera digital yang kami pakai memang kamera digital biasa bukan kamera digital layaknya para fotografer handal sehingga kekurangan cahaya menjadikan hasil foto yang gelap bahkan mata yang kena jepret seperti mata kucing karena bercahaya.

Di depan golden calf sekitar 200 meter dan di atas bukit juga, ada makam nabi shaleh. Untuk bisa sampai disana harus melewati pemakaman yang ada dibawahnya. Aku lihat makam-makam sederhana yang hanya diberi tanda batu itu berbeda dengan umumnya makam yang pernah ku ketahui. Hampir semua bentuknya lebih panjang dari makam biasanya, mungkin semua makam ini merupakan tempat disemayamkannya orang-orang kuno yang secara perawakan dan bentuk tubuh lebih tinggi dan lebih besar. “Subhanallah”, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri semua sejarah ini, diriku seakan kembali lagi pada masa nabi musa dan nabi shaleh dan melihat mereka bersama para umatnya.

Ada hal menarik yang menjadi perhatianku saat berada tepat didepan makam nabi shaleh. Nabi shaleh adalah seorang nabi sekaligus rasul. Nama beliau banyak sekali disebutkan dalam kitab suci yang paling banyak dibaca dan dihafal di dunia ini yang bernama al-qur’an. Tetapi makam beliau sangat sederhana, bentuknya hanya menyerupai kubah masjib kecil sekitar ukuran 3×4 meter. Aku terheran-heran, inilah makam seorang nabi yang sangat akrab di telinga umat islam se dunia. “sangat sederhana”. Makamnya tidak dibuat dari marmer, tidak ditutup dengan kain-kain mori yang sangat bersih dan rapi, bangunannya tidak semegah sebagaimana bangungan orang besar di indonesia. “subhanallah”.

Aku masuk ke dalam dan membaca tahlil di makam beliau, teman-temanku mengikuti dan berdoa tepat dipusara makam. Aku bersyukur bisa ziarah ke makam nabi shaleh ini. Ketika keluar dari makam dan hendak turun dari bukit. Kami terkejut dengan sebuah bangunan yang ada tepat dibelakang makam. Dilihat diatas bangunan itu ada salib, “pasti itu makam orang kristen”, pikirku.

Kami penasaran dengan bangunan itu, sambil mengabadikan foto-foto disekitar makam nabi shaleh, kami menemukan pintu masuk ke dalam bangunan bersalib itu, setelah bisa masuk kami terkejut, bangunan yang besarnya hampir sama dengan makam nabi shaleh ini ternyata didalamnya banyak sekali gambar-gambar yang bernuansa gereja. Yang kami kagumi adalah nilai seninya, gambar-gambar penuh warna yang menakjubkan. Sayangnya aku lupa nama dari uskup yang dimakamkan di bangunan ini. Dari luar tampak hanya bangunan makam yang sederhana dan dari dalam ternyata sungguh mengagumkan.

Sedangkan letak makam nabi harun berada sebelum makam nabi shaleh, bentuk bangunannya juga sama. “sangat sederhana”. Aku jadi teringat dengan makam-makam para wali di indonesia yang saat ini dibangun layaknya sebuah keraton.

Ada kejadian lucu saat kami hendak memasuki kawasan golden calf ini, kami melewati pos penjagaan militer dan dilakukan pemeriksaan. Tiba-tiba ada beberapa kawan yang hendak buang air kecil, memang sangat wajar, perjalanan dari Cairo menuju Sinai ini memakan waktu sekitar hampir 6 jam, kalau di Indonesia setara dengan perjalan dari Banyuwangi ke Surabaya jika tidak macet dan normal. Sewaktu pemeriksaan oleh militer selesai, beberapa kawan yang kencing tadi mulai naik ke dalam bus, akhirnya oleh sopirnya pintu bus ditutup secara otomatis. Ketika bus mulai berjalan teryata dari belakang ada satu orang yang tergopoh-gopoh dan celananya masih setengah terbuka dan kelihatan celana dalamnya berlari mengejar bus, apalagi dia juga kelihatannya belum membersihkan bekas air kencingnya.

Ternyata selidik punya selidik, si sopir emang sengaja mengerjai anak itu, karena hanya berjarak 50  meter dari pemeriksaan sudah sampai di tempat makam nabi harun. Kawanku yang tergopoh-gopoh tadi langsung jadi bahan tertawaan teman-teman.

Dimakam nabi harun memoriku seakan ditarik untuk kembali pada masa nabi musa. Saat nabi musa dan nabi harun berjuang bersama mendakwahkan agama Allah kepada bani israel. Mungkin memang watak bani israel yang suka buat masalah. Pada masa nabi musa di kerajaan fir’aun, bani israel menjadi umat yang terpinggirkan dan nabi musa menyelamatkan mereka, mereka dikejar-kejar oleh fir’aun dan berhasil menyeberangi laut merah dengan mukjizat Allah yang diberikan oleh nabi musa. Namun ketika mereka berhasil selamat dan nabi musa meninggalkan mereka hanya 40 hari, mereka bani israel sudah melupakan semua yang telah diperbuat oleh nabi musa, banyak dari mereka yang berpaling dari agama yang dibawa musa.

Inilah sedikit pengalamanku berkunjung di golden calf, makan nabi harun dan nabi shaleh yang sederhana itu. Sebagai penutup aku ingin mengingat sebuah doa yang dipanjatkan oleh nabi musa bersama nabi harun ketika hendak menghadapi bengisnya fir’aun :

“Robbi syrohliy shodri, wa yassirly amry, wahlul ‘uqdatan min lisany yafqohu qowly”.

“Tuhanku..lapangkanlah hatiku, mudahkanlah urusanku dan lepaslah ikatan dari lisanku sehingga mereka memahami ucapanku”. (Bisyri Ichwan)

 

Tinggalkan komentar